Selasa, 01 April 2008

Dastan di Selat Malaka



Dastan Amardin, nama bekennya sih Dastan doank. 98mners dari Lahat. Orangnya rada pendiem, rada culun soalnya wajahnya lugu and polos banget, tapi orangnya rajin ibadah loh. Shalatnya hampir ga pernah ketinggalan. Selalu jadi partisipan untuk acara Hudzaifah di FTM (sekarang FTKE ya??? ).

Lulusnya juga lumayan cepet, dan yang pasti lebih cepet dari "Last Three Samurai, Zaki Abud-Zaki Gondronk-Hendra Ade". dan krena tinggalnya lumayan jauh alias di Tangerang, jarang kita bisa ngobrol atau main ke rumahnya. Praktis setelah dia lulus sidang, mengembara entah kemana dan tidak ada kabarnya.

Tapi angin ternyata berbicara dan mengatakan bahwa Dastan berkelana ke Kalimantan dan disana sempat jadi DKM (Dewan Kemakmuan Masjid) di Samarindan dan Banjarmasin. Trus kemudian jadi pengurus daerah Muhammadyah di sana. Dan karena emang dia ga ada nomor kontak, jarang dari 98miners lain yang tahu keberadannya.

Tiba-tiba aja beberapa bulan lalu Dastan datang ke Jakarta, ke Kampus dan ketemu rekan-rekan 1 geng-nya dulu (Eko Prihartono dan Ekaprasetyapancakarsa). Dari ngobrol-ngobrol yang agak lama, ketauan bahwa doi sekarang udah kerja di salah satu rig perusahaan minyak luar negeri (kalo ga salah punya Australia) di Selat Malaka (dari pelabuhan Belawan Medan masih 11 jam lagi naik boat yang ada di atas..).

Tapi salut untuk Dastan karena sekarang hidupnya sudah elbih baik dan lebih cerah. Sudah berpenampilan trendy (ala dastan...) dan bisa engirim uang untuk keluarganya di Lahat. CUma sekarang dia masih belum punya calon instri aja hehehe, padahal doi bilang udah pengen cepet nikah loh...
Selamat yang boz, sukses selalu

Balada Putu & Nur…


Putu Gede Widya dan Nurhayati rasanya patut dinobatkan sebagai “the best unique couple ever” di 98miners, karena juju raja, kita semua ga nyangka kalo mereka bisa jadi suami istri and sekarang sudah punya “baby” pula.

Padahal dulu waktu kuliah rasanya ga ada yang special sama mereka berdua. Mulai dari inagurasi bareng di anyer, pengenalan lapangan ke citatah, bandung dan PPTM, kuliah kerja di PTBA, kerja praktek di Timah (mereka KP bareng2 di Timah loh…) sampe selesai ngerjain tugas akhir.

Semuanya biasa saja. Kayak lagunya Pance sama Meriam Mbelina zaman dulu “mulanya biasa saja, kita saling bercanda…”. Trus akhirnya berkebang jadi “wating tresno jalaran soko kulino…”. Mantab banget dah…

Ba’da mereka lulus, praktis temen2 jadi loss contact. Ga ada yang tahu kemana mereka berdua ini sampe denger kabar slametan 7 bulanan calon anaknya Nur. Secara selama ini ga ada undangna pernikahan baik dari Putu maupun Nur sendiri.

Waktu itu, sedikit dari 98miners yang bisa hadir di rumah Nur. Kita Cuma bisa nebak nebak doank siapa sih suami Nur yang sebenarnya, coz Nur sendiri ngerahasiasin, katanya buat surprise kita semua. Dan bener2 surprise banget waktu lihat Putu turun dari tangga. Ternyata mereka selama ini udah nikah Cuma tinggal di luar Jakarta aja jadi ga ada beritanya.

Pokoknya, sukses dan selamat berbahagia buat Putu dan Nur. Selamat menikmati biduk rumah tangga menajdi suami istri yang sakinah ya. And ga lupa juga Putu and Nur Jr bisa jadi anak yang berbakti buat orang tua nusa bangsa dan agama (kayak anak SD yah hehehe..)

Regards